PABRIK KELAPA SAWIT SUMBER REZEKI
LATAR BELAKANG
Di Indonesia, tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang banyak dikebunkan oleh perusahaan-perusahaan besar, baik pemerintah maupun swasta. Bahkan masyarakat pun banyak bertanam kelapa sawit secara kecil-kecilan. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit sangat cocok tumbuh di Indonesia. Jika Indonesia ditargetkan untuk menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, tentu orang-orang yang mengelolanya, mulai dari pembibitan, penanaman sampai ke teknik pengelolahan hasil panen harus berlaku profesional.
Pabrik Kelapa Sawit Sumber Rezeki (PKS Sumber Rezeki ) merupakan salah satu dari berbagai macam pabrik yang mengolah kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit. Dalam pelaksanaan produksinya, PKS Sumber Rezeki menghasilkan limbah industri yang akan merusak lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Menurut Kep Men LH No. 75 Tahun 2004, setiap perusahaan dan industri di Indonesia diharapkan untuk dapat menjaga kelestarian lingkungan dalam pelaksanaan produksinya. Untuk mematuhi peraturan pemerintah ini, PKS Sumber Rezeki telah melakukan pengelolaan limbah industri yang dihasilkan dari proses produksi sebagai upaya penerapan produksi bersih. Limbah padat yang dihasilkan seperti tandan buah kelapa sawit akan dijadikan sebagai pupuk tanaman kelapa sawit, serat buah kelapa sawit dan cangkang buah kelapa sawit akan dijadikan bahan bakar sedangkan limbah cair yang dihasilkan akan masuk ke unit pengelolaan limbah cair.
Akan tetapi, pengelolaan limbah industri yang telah dilakukan sebagai upaya penerapan produksi bersih di PKS Sumber Rezeki belum dapat diketahui apakah telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia ataukah belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, studi pengelolaan limbah industri sebagai upaya penerapan produksi bersih dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan limbah industri sebagai upaya penerapan produksi bersih di PKS Sumber Rezeki. Dari hasil penelitian akan diperoleh kinerja pengelolaan limbah industri yang telah dilakukan sebagai upaya penerapan produksi bersih di PKS Sumber Rezeki serta keuntungan dari aspek finansial dari penerapan produksi bersih di PKS Sumber Rezeki.
B.TANTANGAN
Tantangan pertama, adalah masalah kepastian hukum menyangkut lahan dan tata ruang. Saat ini, sebagian besar provinsi produsen utama sawit belum memiliki rencana tata ruang wilayah provinsi yang sah. Ini jadi masalah untuk investor yang ingin mengembangkan usahanya.
Kedua, masalah infrastruktur. Akibat buruknya infrastruktur di bagian timur Indonesia, biaya transportasinya jadi naik. Dampaknya, harga tandan buah segar (TBS) sawit dari kawasan tersebut pada 2013 harus didiskon Rp 350-450 per kilogram. Padahal, pada 2012, diskon harga TBS hanya sekitar Rp 300-400 per kilogram.
Ketiga, terbitnya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98 Tahun 2013 yang membatasi kepemilikan perkebunan sawit maksimal 100 ribu hektare per grup perusahaan.
Terakhir, adanya kampanye negatif yang menyangkut isu lingkungan atau tuduhan dumping untuk sawit, baik di dalam maupun luar negeri.
PELUANG
Pajak ekspor turun
PIR membantu PTPN dalam meningkatkan produksi
Permintaan CPO dalam dan luar negri meningkat
Nilai tukar rupiah yang menguat terhadap US dollar
Penemuan baru dalam pemanfaatan minyak sawit
Minyak sawit ramah lingkungan
Adanya teknik budidaya baru yang meningkatkan produksifitas
Produk kelapa sawit masih lebih baik dari subtitusinya.
KESULITAN UTAMA
Dampak negative terhadap lingkungan menjadi bertambah serius karena dalam prakteknya pembangunan kelapa sawit tidak hanya terjadi pada kawasan hutan konversi, melainkan juga dibangun dikawasan hutan produksi, hutan lindung, dan bahkan dikawasan konversasi yang memiliki ekosistem yang unik dan mempunyai nilai keankaragaman hayati yang tinggi.
Dampak negative yang telah terungkap dari aktivitas perkebunan kelapa sawit diantaranya:
Persoalan tata ruang, dimana monokultur, homogenitas dan overloads konversi. Hilangnya keanekaragaman hayati ini akan memicu kerentanan kondisi alam berupa menurunnya kualitas lahan disertai erosi, hama dan penyakit.
Pembukaan lahan sering kali dilakukan dengan cara tebang habis dan land clearing dengan cara pembakaran demi efisiensi biaya dan waktu.
Kerakusan unsur hara dan air tanaman monokultur seperti sawit, dimana dalam satu hari satu batang pohon sawit bisa menyerap 12 liter. Disamping itu pertumbuhan kelapa sawit mesti dirangsang oleh berbagai macam zat fertilizer sejenis pestisida dan bahan kimia lainnya.
Munculnya hama migrant baru yang sangat ganas karena jenis hama baru ini akan mencari habitat baru akibat kompetisi yang keras dengan fauna lainnya. Ini disebabkan karena keterbatasan lahan dan jenis tanaman akibat monokulturasi.
Pencemaran yang diakibatkan oleh asap hasil dari pembukaan lahan dengan cara pembakaran dan pembuangan limbah, merupakan cara-cara perkebunan yang meracuni makhluk hidup dalam jangka waktu yang lama. Hal ini semakin merajalela karena sangat terbatasnya lembaga kemanusiaan yang melakukan kegiatan tanggap darurat kebakaran hutan dan penanganan limbah
Terjadinya konflik horizontal dan vertical akibat masuknya perkebunan kelapa sawit. Sebut saja konflik antar warga yang menolak dan menerima masuknya perkebunan sawit dan bentrokan yang terjadi antara masyarakat dengan aparat pemerintah akibat system perijinan perkebunan sawit.
Praktek konversi hutan alam untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit sering kali menjadi penyebab utama bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
IDENTIFIKASI AWAL
Sesuai dengan judul tersebut, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah berapa besar jumlah produksi kelapa sawit masyarakat yang dihasilkan di kabupaten Labuhan Batu di tahun yang akan datang dan bagaimana upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit rakyat yang produksinya lebih rendah dibandingkan perekebunan besar.
Seperti halnya, sebagian besar penduduk LabuhanBatu bermata pencarian sebagai petani kelapa sawit. Dan umumnya di provinsi Sumatera Utara penghasil terbesar kelapa sawit adalah Labuhan Batu. Dengan mengetahui tingkat produksi kelapa sawit, rakyat di Labuhan Batu maka tingkat produksi kelapa sawit di masa yang akan datang dapat diperkirakan.
TUJUAN
VISI
Menjadi perusahaan perkebunan sawit yang terintegrasi dan berwawasan lingkungan serta memberikan manfaat kepada stakeholder.
MISI
Melakukan pembangunan kebun sawit secara berkelanjutan sesuai dengan ISPO/RSPO.
Memberikan pelatihan ketenagakerjaan di bidang industri sawit.
Pembagunan PKS
Membantu pemberdayaan masyarakat sekitar melalui program CSR yang tepat sasaran dan tepat guna.
KHALAYAK SASARAN
Publik atau Rumah tangga yang menggunakan Produk minyak kelapa sawit sebagai kebutuhan rumah tangga, baik dalam memproduksi ataupun untuk digunakan untuk kebutuhan pribadi.
TEMA
Tema yang diusung mengenai lingkungan, perusahaan kami mengelola limbah, baik limbah cair, maupun limbah padat.
Konsep Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit
Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran yang terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan lagi bagi masyarakat . Dalam pengelolaan industri kelapa sawit juga dihasilkan limbah baik yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit maupun yang dihasilkan oleh industri pengolahan kelapa sawit. Untuk menghindari masalah lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri kelapa sawit, maka diperlukan konsep pembangunan yang berkelanjutan. Konsep ini dilakukan dengan strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu, dan diterapkan secara terus menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu hingga hilir yang terkait dengan proses produksi, produk, dan jasa untuk meningkatkan efesiensi pemakaian sumber daya alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya, sehingga dapat meminimalisasi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan. Kata kunci yang diperlukan dalam pengelolaan adalah menimalkan limbah, analisis daur hidup, teknologi ramah lingkungan. Pola pendekatan untuk meciptakan produk bersih adalah pencegahan dan meminimalisasi limbah yang menggunakan hirarki pengelolaan melalui 1E 4R yaitu Elimination (pencegahan), Reduce (pengurangan), Reuse (penggunaan kembali), Recycle (daur ulang), Recovery/Reclaim (pungut ulang).
Pengelolaan Limbah Cair Limbah Industri Kelapa Sawit
Industri kelapa sawit merupakan industri yang sarat dengan residu hasil pengolahan. Limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan kelapa sawit dapat berupa limbah cair dan limbah padat. Limbah cair yang dihasilkan berupa:
-Palm Oil Mill Effluent
(POME) air buangan kondensat (8-12 %) an air hasil pengolahan (13-23 %). Menurut Djajadiningrat dan Femiola (2004) dari 1 ton Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dapat dihasilkan 600-700 kg limbah cair. Bahkan saat ini limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit di Indonesia mencapai 28,7 juta ton limbah / tahun. Ketersediaan limbah itu merupakan potensi yang sangat besar jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Namun sebaliknya akan menimbulkan bencana bagi lingkungan dan manusia jika pengelolaannya tidak dilakukan dengan baik dan profesional. Limbah cair kelapa sawit dapat menghasilkan biogas dengan melakukan rekayasa. Limbah cair ditempatkan pada tempat khusus yang disebut bioreaktor. Bioreaktor dapat diatur sedemikian rupa sehingga kondisinya optimum untuk memproduksi biogas. Selain itu juga dapat ditambahkan mikroba untuk mempercepat pembentukan gas metan untuk menghasilkan biogas. Proses tersebut dapat menghasilkan potensi yang sangat besar. Dari 28,7 juta ton limbah cair kelapa sawit dapat dihasilkan 90 juta biogas yang setara dengan 187,5 milyar ton gas elpiji (Anonim, 2009). Selain itu limbah cair dapat juga dimanfaatkan untuk pakan ternak, bahan pembuat sabun, serta pembuatan biodiesel, dan air sisanya dapat digunakan untuk pengairan bila telah memenuhi standar baku mutu lingkungan.
Pengelolaan Limbah Padat Limbah Industri Kelapa Sawit
Limbah padat yang dihasilkan oleh industri pengolahan kelapa sawit terdiri atas tandan kosong kelapa sawit (20-23 %), serat (10-12 %), dan tempurung / cangkang (7-9 %). Tandan kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos dengan proses fermentasi dan dimanfaatkan kembali untuk pemupukan kelapa sawit itu sendiri. Penggunaan pupuk tandan kosong kelapa sawit dapat menghemat penggunaan pupuk kalium hingga 20 %. 1 ton tandan kosong kelapa sawit dapat menghasilkan 600-650 kg kompos. Selain itu tandan kosong kelapa sawit mengandung 45 % selulose dan 26 % hemiselulose. Tingginya kadar selulose pada polisakarida tersebut dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana dan selanjutnya difermentasi menjadi bioetanol. Bioetanol ini dapat digunakan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui dengan cepat
Tandan kosong kelapa sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pulp untuk pembuatan kertas. Selain itu dapat dimanfaatkan untuk pembuatan sabun dan media budidaya jamur, sehingga dapat menambah pendapatan dan mengurangi limbah padat. Cangkang dan serat kelapa sawit dapat dipergunakan sebagai sumber energi potensial. Cangkang dan serat kelapa sawit biasanya dibakar untuk menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan oleh pembakaran cangkang dan serat telah mencukupi kebutuhan energi pengolahan pabrik kelapa sawit. Namun seiring dengan pelarangan pembakaran cangkang dan serat, maka serat dan cangkang dimanfaatkan untuk keperluan lain. Cangkang saat ini telah dimanfaatkan untuk pembuatan berikat arang aktif dan bahan campuran pembuatan keramik. Sedangkan serat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk. Sementara itu limbah yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit berupa pelepah kelapa sawit dan batang kelapa sawit telah dimanfaatkan sebagai bahan pulp untuk pembuatan kertas dan perabot. Sedangkan daun dan pelepah kelapa sawit digunakan untuk pakan ternak ruminansia.
PERANGKAT
JADWAL KEGIATAN
Kegiatan ini akan kami lakukan pada tanggal 1 juni 2015 sampai tanggal 3 september 2015.
ANGGARAN
ANALISA BIAYA INVESTASI TAHUN PERTAMA
Item Biaya
Jumlah Biaya/ha (RP.)
Pembelian Lahan
5.000.000
Sertifikasi Hak Milik
Pembukaan Lahan
2.000.000
Penanaman Kelapa Sawit
700.000
Pembelian Bibit Kelapa Sawit
3.800.000
Pengendalian Hama Penyakit
250.000
Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit
Lobang Tanam
Aplikasi 1 (umur 2 bulan)
300.000
150.000
Fee Pengelola
500.000
Jumlah Investasi Selama Tahun i
12.700.000
Keterangan:
Negoisasi dengan pemilik lahan *)1
Bila berkenan sertifikasi hak milik *)2
Termasuk akses jalan dalam kelompok *)3
Populasi 136 pohon per ha *)4
RP (CIRP) *)6a
Urea *)6b
ANALISA INVESTASI PEMELIHARAAN ( dalam 3 tahun)
Item Biaya
Jumlah Biaya/ha (Rp.)
Pengendalian Gulma
1.750.000
Pemeliharaan Piringan
900.000
Pengendalian Hama Penyakit
300.000
Pemupukan Kelapa Sawit
-aplikasi 2 (umur 5 bulan)
-aplikasi 3 (umur 8 bulan) -aplikasi 4 (umur 12 bulan)
-aplikasi 5 (umur 15 bulan)
-aplikasi 6 (umur 18 bulan)
-aplikasi 7,8,9 (umur 22,26,30 bulan)
200.000
700.000
1.050.000
2.025.000
2.025.000
8.100.000
Fee Pengelola
1.500.000
Jumlah Investasi dalam 3 Tahun
18.550.000
Jumlah Investasi per Tahun
6.183.333
Investasi Perbulan
515.276
Program Perkebunan Kelapa Sawit Murah Rezeki sangat menarik untuk menjadi investasi dengan besar biaya investasi yang relative kecil. Biaya investasi berkisar Rp.30juta/hektar (plasma KKPA berkisar Rp.47.000.000). Investasi dapat diperingan dengan mengajukan pinjaman di Bank melalui sertifikasi lahan. Peserta Perkebunan Kelapa Sawit bisa melihat langsung dan klaim ke pengelola terhadap kondisi tanaman pada areal yang sudah menjadi hak milik.
EVALUASI
Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami mengingkatan yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan tingginya permintaan atas Crude Palm Oil (CPO) sebagai sumber minyak nabati dan penyediaan untuk biofuel. Namun industri pengolahan kelapa sawit merupakan industri yang sarat dengan residu hasil pengolahan. Jika tidak dilakukan pengolahan secara baik dan profesional, maka limbah industri merupakan sebuah potensi bencana bagi manusia maupun lingkungan. Konsep pengelolaan limbah sawit dilakukan dengan strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu, dan diterapkan secara terus menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu hingga hilir yang terkait dengan proses produksi, produk, dan jasa untuk meningkatkan efesiensi pemakaian sumber daya alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya. Limbah industri kelapa sawit terdiri dari limbah cair, padat, dan gas. Limbah cair dimanfaatkan untuk produksi biogas, pakan ternak, bahan pembuat sabun, serta pembuatan biodiesel, dan air sisanya dapat digunakan untuk pengairan bila telah memenuhi standar baku mutu lingkungan. Sementara limbah padat dapat dimanfaatkan untuk produksi kompos, bahan pulp untuk pembuatan kertas, pembuatan sabun dan media budidaya jamur, sumber energi, pembuatan berikat arang aktif, bahan campuran pembuatan keramik.
Masyarakat juga mendukung adanya kegiatan perusahaan kami, karena kegiatan ini secara langsung dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar dengan dimanfaatkannya limbah-limbah menjadi bahan yang berguna pakai, dan dapat bernilai guna. Perusahaan kami juga berusaha untuk tidak menimbulkan masalah terhadap lingkungan akibat dari limbah yang perusahaan kami hasilkan.
MAKALAH
HUBUNGAN MASYARAKAT
CSR TERHADAP LINGKUNGAN
OLEH :
ANGGINA SARI LUBIS ( 130907024)
GITA AMALIA SYAQINA (130907011)
LIA PUSPITA (130907040)
NURHAYATI NINGSI (130907019)
OLA NOFINDA SARI (130907025)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Casino Games | DrmCD
BalasHapusExplore the 제천 출장안마 best 아산 출장안마 slots 창원 출장마사지 online at 포항 출장샵 DRmCD! Play our selection of online slots for free or 안양 출장마사지 for real money in our casino. Check out our tournaments, Rating: 3 · 3 votes